Tubuh-tubuh kaku terbujur sunyi
terpancang tonggak bisu tak bernama
tanah merah tanpa bertabur bunga
tapi rela pahlawan terbaring di
pusara.
Ketika kejam peperangan merobek
damai sepi
kau angkat senjata tanpa dipinta
melawan penindasan dan penjajahan
demi bumi pertiwi.
Ketika tangan tangan masih mampu
mencekam mencengkeram
jantung berdetak hati berderak
kau pekikkan satu tekad:
MERDEKA.
Kau biarkan di sekujur tubuhmu
luka nganga bertaut sendiri
kau korbankan milikmu, hidupmu
gugur satu-satu.
Sebelum sempat kukalungkan bunga di
lehermu
aku sematkan bintang jasa di dadamu
kau berlalu tanpa meminta balas
jasa.
Pahlawanku,
ijinkan aku seka darah di luka
tubuhmu
aku hapus debu di telanjang kakimu
sebagai rasa hormat dan terima
kasihku.
Pahlawanku,
di atas pusaramu
kutaburkan wangi bunga-bunga
dan kuteteskan haru air mata.
(buah karya: Kakanda)
nice poem, I like it. kata2 pada bait pertama sangat mengagumkan...
BalasHapus